Minggu, 22 November 2015



ANTARA KEKASIH DAN PUJAAN HATI
oleh: Khurrotul Insyiah
 
Siang yang begitu terang, awan-awan pun tersapu. Panasnya dunia yang tak menghalangi semangat Dewi untuk pergi ke taman menemui pujaan hatinya. Dewi yang sudah siap untuk menemui kekasihnya menyusuri jalan kota yang amat panas karena tak ada pepohonan disekitarnya. Tak dihiraukan olehnya sengatan matahari siang itu. Ia sengaja menemui kekasihnya yang datang menemuinya setiap sebulan sekali. Dengan wajah bahagia, Dewi sangat tak sabar ingin segera sampai bertemu dengan pujaan hatinya. Dua puluh lima menit kemudian Dewi telah sampai di taman, ia buka ponselnya dilihat ada satu pesan singkat masuk ponselnya. “ adek sayank, abang telah sampai. Sekarag abang duduk sebelah timur tepat di bawah pohon beringin”. Mendengar motor Dewi berhenti, pacar Dewi membalikkan badannya. Dewi memarkir sepeda dan menghampiri kekasihnya yang amat ia rindukan. “abang Roni,,,” panggil Dewi . “iyya dek Dewi” jawab abang Roni. Dewi mencium tangan keksihnya, dan mereka duduk berdua di taman. Setelah satu jam mereka mengobrol mereka pergi meninggalkan taman dan berniat jalan-jalan mencari makan. Setelah kenyang makan, hari sudah sore Dewi harus segera pulang takut diomelin orang tuanya. “bang, Dewi harus segera pulang takut dimarahain ibu” ucap Dewi. “tapi abang masih kangen sama kamu, apa kamu ndak kangen sama abang? Tanya abang Roni. “sebenarnya masih kangen banget bang, tapi abang kesininya siang, jadi kita hanya punya sedikit waktu, coba sejak pagi bang” ringik Dewi. “pulang ntar habis maghrib ya, bener dek abang masih rindu sekali padamu” ucap abang Roni merayu. Dewi diam sejenak, dalam hati dia masih pengen bersama kekasihnya, tapi dia takut dimarahin ibunya kalau telat pulang. Akhirnya Dewi memutuskan untuk tetap bersama kekasihnya hingga maghrib tiba.
Sehabis maghrib seperti perjanjian, Dewi pamit pulang pada kekasihnya. Dengan berat hati Dewi meinggalkan kekasihnya. Dewi pulang dengan banyak berdoa dan mencar-cari alasan. Dia bingung harus membuat alasan apa agar ibunya tidak marah. Sesampai di rumah ibu Dewi sudah di depan rumah. Dewi langsung mencium tangan ibunya dan mencoba meyakinkan ibunya karena keterlambatan pulangnya. Dengan wajah memelas dia ungkapkan alasannya. Ibunya pun percaya begitu saja dengannya.
Keesokan harinya, ia mendapat sms dari abang Roni seperti biasa bang Roni telah mentransfer uang di rekeningnya. Dewi bahagia sekali dengan kabar tersebut. Dia merasa bangga punya pacar yang sangat baik. Tanpa Dewi meminta ia pasti peduli dan menuruti semua keinginan Dewi. Uang yang dikirim pacarnya, ia simpan untuk kebutuhan mendadak. Dewi bersemangat pergi ke kampus, karena merasa habis kejatuhan durian. Dia akan menggunakan uang itu untuk membeli buku-buku yang dibutuhkan di semester 6 ini. “ Wiiii”.teriak Devi dari arah belakang. “ hai centil, apa kabar?” Tanya Dewi. “uch dasar yang habis ketemu pacar, gak pernah ajak-ajak, kenalin kek?” ucap Devi agak kesal karena sudah setahun lebih Dewi pacaran sama bang Roni, tapi tak pernah ia kenalkan pada Devi sahabatnya.
Dewi memang merahasiakan identitas bang Roni dibelakang sahabatnya. Dewi tk ingin teman-temannya tahu jika ang Roni adalah seorang duda yang mempunyai satu anak. Entah apa yang ia suka dari bang Roni. Selama ini Dewi mencintai bang Roni karena bang Roni sangat baik dan sayang padanya. Dewi kenal dengan bang Roni lewat facebook, dari situ Dewi bertemu langsung dan mereka jadian setelah bertemu dua kali. Dewi tidak pernah memandang status bang Roni yang menduda. Dia hanya mencintai bang Roni apa adanya, karena kebaikannya dan karena sayangnya sama Dewi sehingga rela mendatangi Dewi setiap bulan. Dewi pun sangat yakin bahwa bang Roni adalah jodohnya, dia akan menerima bang Roni dengan segala kekurangannya, ia pun akan menerima anaknya dan menyayangi anaknya seperti anaknya sendiri.
Suatu ketika, ibu Dewi menceritakan kepada Dewi tentang sosok lelaki yang sudah sukses di usia muda, ibu Dewi berharap Dewi dapat tertarik padanya. Karena sudah mapan, masih muda dan juga ganteng ibu Dewi berfikir Dewi pasti akan suka pada lelaki itu. “ ndak bu, aku masih ingin kuliah dulu. Masalah lelaki itu ntar, aku nggak mau mikirin dulu.” Jawab Dewi setelah mendengar tawaran ibunya. “Wi, bukannya kamu sudah semester 6 satu semester lagi kan kamu lulus.” Ucap ibu Dewi. “trus kalau sebentar lagi aku lulus, kenapa bu?” Tanya Dewi gelisah. Ibu Dewi mencoba merayu anaknya itu, agar mau menerima lelaki yang diinginkannya. Dengan tegas akhirnya Dewi membuka mulut dan berkata kepada ibunya “ bu, Dewi sudah punya pacar jadi ibu tidak usah susah-susah mencarikan Dewi calon suami, ok” “ kalau kamu punya pacar, mana? Nggak pernah kamu kenalin pada ibu. Bahkan lewat telefon saja nggak pernah” ibu Dewi memojokkan anaknya. “bu, ntar ibu akan Dewi kenalkan dan ibu pasti akan setuju. Dia itu sudah mapan bu, dia juga baik dan sayank sama Dewi. Ibu percaya deh sama Dewi” Dewi mencoba merayu ibunya agar tidak memaksanya dengan lelaki pilihan ibunya.
Suatu hari, pagi-pagi ibu Dewi menghampirinya dan berkata “ ya udah Wi, jika memang kamu sudah punya pacar dan lebih memilih pacarmu terserah kamu, tapi dengan satu syarat kamu harus memperkenalkan pacarmu pada ibu” dewi pun bahagia mendengar ucapan ibunya dan mengiyakan syarat ibunya tadi. “ hallo abang Roni, bang Roni kapan bisa kesini lagi?” Tanya Dewi lewat telefon. “dek, abang kan baru kemarin kesana, masak abang harus kesana lagi?” jawab bang Roni. “ iyya bang, Dewi tahu. Bang, Dewi mau dijodohkan sama ibu” ucap Dewi. “ trus kamu mau?” Tanya bang Roni. “nggak bang, aku bilang sama ibu kalau aku sudah punya pacar yaitu bang Roni. “ jelas Dewi. “lalu, ibu kamu gimana?” Tanya bang Roni. Dewi menjawab dengan panjang lebar “ awalnya ibu tidak mau kalau aku menolak perjodohan ini, ibu pun tidak percaya dengan hubungan kita ini bang, karena aku belum pernah memperkenalkan bang Roni ke ibu dan ayah. Tapi nggak tau kenapa, tiba-tiba ibu membatalkan perjodohan ini dan semua terserah padaku, tapi dengan satu syarat aku harus memperkenalkan abang ke ibu dan ayah” bang Roni tertawa terbahak-bahak. Dewi yang mendengar tawa bang Rono merasa kesal ia pun langsung nyolot “ kok diketawain sih? Nggak lucu tau.” Seketika Dewi mematikan ponselnya, dia sangat kesal dengan kekasihnya yang sudah menertawakannya.
Bang Roni mngirim pesan pada Dewi, “ adik Dewi sayang, abang siap berkenalan dengan keluarga adek, tapi mohon maaf untuk bulan-bulan ini nggak bisa sayankk,, karena abang akan dikirim ke luar negeri sekitar 5 atau 6 bulan, nanti setelah tugas selesai abang akan pulang dan main ke rumah adek.” Dewi pun langsung membalas sms dari bang Roni lalu aku bagaimana? Dalam kurun waktu 5 atau 6 bulan abang nggak akan berkunjung, kalau aku pengen apa-apa?”   Dewi sangatlah manja pada bang Roni, bang Roni pun saking sayaagnya dengan Dewi ia rela memberikan semuanya pada Dewi asal Dewi bisa tersenyum bahagia. Bang Roni mengirim pesan pada Dewi “ adik nggak usah khawatir, seperti biasa abang akan mengirim uang jajan adek, ya udah dek abang harus siap-siap besok abang akan berangkat, abang sayaannnkk banget sama adek Dewi.” Dewi merasa lega membaca sms bang Roni, setelah itu Dewi langsung menjawab “ iyya bang Roniku tersayang, I love you” begitu Dewi mengakhiri smsnya.
Tiga bulan telah berjalan, Dewi menginjak semester 7. Dia akan mengikuti skripsi untuk menentukan kelulusannya. Sementara ibu Dewi menanyakan padanya kapan pacarnya akan dikenalkan pada ibunya. “ ya ampun bu, Dewi masih konsentrasi dengan belajar Dewi. Dewi kan ujian bu, jadi Dewi nggak pengen bahas itu dulu. Ok bu?” jawab Dewi ngeles. “Tapi kamu nggak bohongin ibu kan Wi? Semua itu bukan akal-akalan kamu kan untuk menolak perjodohan ini? Tanya ibu Dewi. “ nggak bu, Dewi beneran ini.” Dewi nyolot karena dianggap ibunya telah berbohong.
Setelah Dewi selesai skripsi ia langsung mengirim sms pada kekasihnya bang Roni. “ abang sayank, maksih ya doanya dan juga dukungannya. Adek telah lulus ujian, dan bentar lagi adek akan di wisuda. Abang akan datang kan pada wisuda adek nanti? Love you bang” sms Dewi meluncur ke abang Roni. Tapi sayang Dewi tak langsung mendapat jawaban dari smsnya. Dewi tidak merasa sedih, dia sadar bahwa bang Roni sedang kerja, tapi Dewi sudah sangat lega sekali setelah dinyatakan lulus ujian. Setelah merasa penat, suntuk dan sedikit strees karena harus menyiapkan ujiannya, Dewi merasa ingin refreshing. Ia mengajak Devi untuk jalan-jalan dan shopping. Devi pun menerima ajakan Dewi,, karena ia pun merasakan apa yang dirasakan Dewi. Ketika mereka jalan-jalan dilihatnya sedang banyak diskon, betapa bahagianya mereka dengan banyaknya diskon. Mereka membeli banyak barang yang mereka suka, Dewi dan Devi telah belanja banyak, hingga mereka sangat kuwalahan membawa barang belanjaannya. Mereka pun mengakhiri jalan-jalannya dengan makan. Karena kelelahan berbelanja, mereka kelaparan hingga porsi makan mereka bertambah tidak seperti biasanya.
Usai makan, mereka berniat ke ATM mengambil uang untuk ongkos pulang. Ketika Dewi membuka ATMnya dia sangat kaget, ternyata uangnya tersisa hanya  37000. “ Dev, sini deh ya ampun aku nggak ngrasa uangku tinggal segini doank? “ ucap Dewi. Devi jadi ikut panik jangan-jangan uangnya juga tipis. Ia langsung membuka ATMnya dan ternyata benar uang Devi alah tinggal 23000. “ gimana ini Dev? Kita mau pulang tapi uang kita tipis banget, coba aku tadi bawa motor? Tanya Dewi memelas. “ ya udah kita naik angkot saja ya, dari pada jalan kaki” ajak Devi.
Akhirnya mereka mencari angkot untuk pulang. Tak lama kemudian, mereka mendapat angkot. “ Dev, ntar aku titip barang-barangku yah,, ku takut dimarahin ibu!”  Pinta Dewi. “ duh Wi, mending jangan titip aku deh, karena barangku aja udah banyak nih” jawab Devi. Dewi kebingungan harus nitip pada siapa barang-barangnya. Tak sengaja Dewi melihat beberapa tas kresek ada dalam angkot. Tanpa ragu-ragu ia tanyakan pada sopir angkot “ bang, ini belanjaan siapa ketinggalan banyak banget lho bang?” “ owh itu neng, itu belanjaan orang, kebetulan beliau tadi tergesa-gesa jadi nggak sempet diambil” jawab sopir angkot. “ apa nggak takut hilang bang?” Tanya Devi. “insyaallah nggak mbak, karena sering kok yang titip barang ke angkot saya.” Jawab sopir angkot. Seketika Dewi menyahut “ kalau gitu aku titip ya bang, besok aku ambil deh” Devi langsung mencubit paha Dewi dan mengtakan kalau Dewi tak boleh asal titip barang apalagi nggak kenal orangnya. Karena Dewi sudah nggak punya pilihan lain, ia masih bersih keras menitipkan barang-barangnya. Dan Dewi meminta nomor telefon sopir angkot agar besok mudah mencarinya.
Devi dan Dewi pun pulang ke rumah masing-masing. Dewi tak membawa semua barang-barangnya karena telah dititipkan sopir angkot. Malam harinya Dewi mengirim sms ke sopir angkot “ bang, besok abang sms aku ya nongkrong dimana angkotnya”. Sms Dewi tak dibalas oleh sopir angkot, menjadikan Dewi khawatir kalau sopir angkot tadi akan membohonginya.
Pagi harinya Dewi membuka ponselnya, ada sms dari tukang angkot. “ pagi mbak, mohon maaf hari saya tidak narik karena sedang sakit. Barang-barang mbak masih di rumah, tapi kalau mbak minta di anterin sekarang, mohon maaf saya nggak bisa mbak”. Dewi  pun menjawab sms itu “ok, kirim alamatmu aku kesana”. Dewi pergi ke rumah sopir angkot dengan mengendarai motornya. Sesampainya di kampung sopir angkot, Dewi mencocokkan alamat yang dikirim sopir angkot. Dewi menghampiri rumah yang terlihat sangat sederhana, tapi terlihat rapi dan bersih. Dewi mengetuk pintu, dua kali ia ketuk pintu terlihat lelaki keluar dari pintu. “ maaf, saya kesini mencari sopir angkot katanya rumahnya disini.” Ucap Dewi, lelaki itu mempersilahkan masuk. Dewi dipersilahkan duduk, dan tak lama kemudian keluar seorang ibu yang membawa secangkir teh untuknya. “ silahkan nak, kamu temannya Haris ya? Tanya ibu itu. “ dia bukan temanku bu, dia kemarin naik angkotku dan barang-barangnya ketinggalan” sahut lelaki yang keluar dari dalam dan ternyata ia adalah sopir angkot. Betapa kagetnya Dewi mengetahui bahwa lelaki manis yang mempersilahkannya masuk tadi adalah sopir angkot yang ia naiki kemarin. Dewi melihat sopir angkot yang manis itu, terlihat dia sangat sopan, berjalan di depan ibunya dia merundukkan badannya. Ibunya pun sangat ramah, juga sopan. Dewi terlalu lama memandang sopir angkot itu, hingga dia tidak sadar ketika sopir angkot itu mengajak dia berbicara. Dia baru tersadar ketika ponsel lelaki itu berbunyi. “ ada apa mbak?” Tanya lelaki itu. “tidak apa-apa, kamu beneran sopir angkot yang kemarin?” Tanya Dewi penasaran. Dengan senyumnya yang manis dia menjawab “ iyya mbak, masak sudah lupa?’’ tiba-tiba Dewi mengajaknya berjabat tangan, “ aku Dewi, nama kmau siapa? Tanya Dewi. Sopir angkot itu bernama Haris. Setelah mengobrol agak lama, akhirnya Dewi minta iizin pulang.
Semenjak Dewi ke rumah sopir angkot itu, Dewi sering kepikiran wajah manisnya. Ia sering menghubungi sopir angkot itu. hingga suatu hari Dewi nekat mengajak sopir angkot itu ketemuan. Tapi sopir itu menolak jika bertemu di luar, ia meminta izin untuk main ke rumah Dewi. Dewi pun mengiyakan sopir itu main ke rumahnya. Hari dan jam telah ditentukan, besok sore sopir angkot itu akan main ke rumah Dewi.
Dewi seperti tidak sabar menunggu kedatangan sopir angkot itu, dia sangat deg-degan dengan datangnya sopir angkot. Dia merasa tidak tenang seperti sedang menunggu kedatangan orang dicintanya. Bel rumah Dewi berbunyi, ibu Dewi membuka dan mempersilahkan masuk. Dewi langsung keluar dan menemui tamunya. “ hai Haris, aku kira kamu nggak jadi kesini? Tanya Dewi basa basi. Haris hanya tersenyum, lagi-lagi senyumnya sangat manis. Ayah Dewi keluar ingin tahu siap yang main ke rumahnya. Melihat ayah Dewi, Haris langsung menghampiri dan menyalami ayah Dewi. Ayah dan ibu Dewi mengajak Haris ngobrol-ngobrol hingga tak terasa adzan maghrib berkumandang. “ maaf pak, bu sudah maghrib lebih baik saya pulang” pinta Haris. “waduh, maghrib-maghrib kok pulang” jawab ayah Dewi. Akhirnya Haris tak jadi pulang, ia diajak ayah Dewi berjamaah di musholla dekat rumahnya.
Selesai sholat berjamaah ibu Dewi mengajak Haris makan malam. Haris tidak bisa menolak, dengan malu-malu dia menerima ajakan ibu Dewi untuk makan malam. Haris meminta pamit dan pulang ke rumahnya. Dewi pun membantu ibunya merapikan meja makan. Semenjak Haris meninggalkan rumahnya, Dewi merasa bahagia akan kedatangannya. Entah apa yang tengah Dewi rasakan, entah apa yang membuat rasa yang dialami Dewi ini datang. Dewi tidak bisa tidur malam ini, karena terbayang-bayang akan Haris. Hingga Dewi melupakan bang Roni yang tak pernah ia hiraukan beberapa hari setelah bertemu Haris.
Hubungan Haris dan Dewi berlanjut baik, Haris sering main ke rumah Dewi dan orang tua Dewi memperlakukannya dengan sangat baik. Begitu juga Dewi yang sering main ke rumah Haris, hingga kedektan Dewi dan ibu Haris sangat erat. Suatu hari Haris diam-diam mengunjungi rumah Dewi tanpa sepengetahuan Dewi, ketika itu Dewi sedang tidak di rumah. Kedatangan Haris disambut oleh orang tua Dewi, dan Haris pun jadi lebih berani untuk mengungkapkan kedatangannya yang ingin meminang Dewi. Betapa bahagianya orang tua Dewi, tapi orang tua Dewi menjelaskan kepada Haris tidak bisa langsung memberi jawaban, mereka harus menanyakan pada Dewi karena mereka tidak ingin memaksakan anaknya. Haris menerima jawaban orangtua Dewi dengan senyum manisnya, hingga akhirnya ia meminta izin pulang.
Ketika Dewi sudah di rumah, ibu dan ayahnya memberi tahukan kepadanya bahwa Haris telah meminangnya. Dewi sangat kaget dan merasa tidak percaya akan semua itu. dewi belum menjawab pertanyaan orang tuanya, ia langsung masuk kamar. Ia merasa sangat bahagia dengan semua ini, tiba-tiba ponselnya berbunyi. “ adik, kok nggak pernah ada kabar? Sudah melupakan abang yahh??” sms dari abang Roni. Aku baru menyadari, aku sudah punya abang Roni. Tapi, aku sangat bahagia dengan Haris yang bukan siapa-siapaku. Yang baru aku kenal dan sudah berani mengutarakan keinginannya meminangku ke orang tuaku. Orang tuaku pun sangat suka dengan Haris, orang tuaku tidak pernah tau tentang bang Roni. Aku sangat bingung malam ini, aku punya pacar tapi aku suka orang lain. “ Wi, ibu boleh masuk nggak? Tiba-tiba ibu membuyarkan lamunanku. “Wi, gimana kamu menerima Haris atau tidak, ibu dan ayah senang Haris akhirnya meminangmu, tapi ayah dan ibu tidak bisa memaksakan semua ini, kami serahkan semua pada mu karena kamu yang akan menjalaninya.” Aku pun menceritakan semua kegundahan hatiku pada ibu, aku ceritakan semua tentang bang Roni, aku pun menceritakan semua isi hatiku kepada Haris. Aku menangis di pangkuan ibu, karena posisiku yang sangat membingungkan. Akhirnya, ibu memutuskan untuk aku mengakhiri hubunganku dengan bang Roni dan disuruh memilih Haris. “ nak, kesuksesan, harta sangat mudah dicari. Tapi cinta sejati susah untuk dicari, bang Roni pacar kamu yang kaya itu hingga sekarang belum juga memberikan sinyal-sinyal keseriusannya padamu kan? Dewi memtong pembicaraan ibunya, “ tapi dia sudah mengeluarkan banyak uang untukku bu” “uang tak menjamin keseriusan seseorang, lihat Haris dia memang sopir angkot, tapi kewibawaannya sangat tampak darinya, dia sopan, baik dan dia juga sangat jujur. Ibu memang masih baru mengenalinya, tapi ibu dan ayah bisa membaca sikapnya ketika kesini. Percayalah pada kami, Haris sangat mencintaimu.”tapi dia tak pernah bilang padaku bahwa ia suka padaku bu?” Tegas Dewi. “itulah bedanya Haris dengan laki-laki lain, dia lebih memilih untuk mendekatimu lewat keluargamu, dia pun mengungkapkan cintanya langsung pada kami, orangtuamu. Baiklah, kamu pikir-pikir dulu, kamu sudah dewasa pasti bisa memilih mana yang terbaik untukmu. Ibu Dewi meninggalkannya sendiri untuk berfikir matang-matang”.
Dewi benar-benar tidak bisa tidur, dia pikirkan matang-matang pilihan yang ada dihadapannya. Keesokan harinya dia memutuskan hubungannya dengan bang Roni tanpa memikirkan kemarahan besar yang akan dilakukan bang Roni. Bang Roni sangat marah dengan keputusan Dewi, dia memaki-maki Dewi sebagai penghianat, ingkar janji dan julukan-julukan jelek ditimpalkan ke Dewi. Dewi tak menghiraukan bang Roni, dan Dewi mengutarakan pada orang tuanya bahwa dia mau menerima Haris. Orang tua Dewi sangat bahagia dan menyuruh Haris dan orang tuanya datang melamar Dewi. Pada acara lamaran, telah ditentukan pernikahan Dewi dan Haris akan dilaksanakan 3 bulan lagi.
Tiga bulan dilalui Dewi dengan sabar dan tabah karena teroran bang Roni padanya. Dewi menikah dengan Haris lelaki yang baru ia kenal dan bukan pacar atau siapa-siapanya.

Jumat, 20 November 2015

kumpulan pantun anak-anak MAN Denanyar XI IPS 5
( mengenang masa-masa PPL)

jalan-jalan ke kota baru
ada kuda berbaris-baris
jangan suka tikung temanmu
nanti dia bisa menangis

bunga mawar bunga melati
ditanam di kota baru
bu insia yang baik hati
boleh kita bilang i love you

jalan-jalan ke pabrik tahu
ternyata tahunya belum diolah
jangan dulu kau suka padaku
karena aku masih sekolah

jalan-jalan ke malaysia
beli es oyen dan es dawet
sekarang waktunya bahasa indonesia
bu insiyah endel dan cerewet

makan donat makan mendut
jangan lupa minum susu
jangan mengejek anak yang gendut
karena gendut gemesin tau

Sabtu, 04 Juli 2015

sholahuddin al-ayyubi



Shalahuddin Al-Ayyubi: Macan Perang Salib


Shalahuddin Al-Ayyubi sebenarnya hanya nama julukan dari Yusuf bin Najmuddin. Shalahuddin merupakan nama gelarnya, sedangkan al-Ayyubi nisbah keluarganya. Beliau sendiri dilahirkan pada tahun 532 H/ 1138 M di Tikrit, sebuah wilayah Kurdi di utara Iraq. Sejak kecil Shalahuddin sudah mengenal kerasnya kehidupan.
Pada usia 14 tahun, Shalahuddin ikut kaum kerabatnya ke Damaskus, menjadi tentara Sultan Nuruddin, penguasa Suriah waktu itu. Karenan memang pemberani, pangkatnya naik setelah tentara Zangi yang dipimpin oleh pamannya sendiri, Shirkuh, berhasil memukul mundur pasukan Salib (crusaders) dari perbatasan Mesir dalam serangkaian pertempuran.
Pada tahun 1169, Shalahuddin diangkat menjadi panglima dan gubernur (wazir) menggantikan pamannya yang wafat. Setelah berhasil mengadakan pemulihan dan penataan kembali sistem perekonomian dan pertahanan Mesir, Shalahuddin mulai menyusun strateginya untuk membebaskan Baitul Maqdis dari cengkeraman tentara Salib.
Shalahuddin terkenal sebagai penguasa yang menunaikan kebenaran—bahkan memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme. Tepat pada bulan September 1174, Shalahuddin menekan penguasa Dinasti Fatimiyyah supaya tunduk dan patuh pada Khalifah Daulat Abbasiyyah di Baghdad. Belom cukup sampai di situ, tiga tahun kemudian, sesudah kematian Sultan Nuruddin, Shalahuddin melebarkan sayap kekuasaannya ke Suriah dan utara Mesopotamia.
Satu persatu wilayah penting berhasil dikuasinya: Damaskus (pada tahun 1174), Aleppo atau Halb (1138) dan Mosul (1186). Sebagaimana diketahui, berkat perjanjian yang ditandatangani oleh Khalifah Umar bin Khattab dan Uskup Sophronius menyusul jatuhnya Antioch, Damaskus, dan Yerusalem pada tahun 636 M, orang-orang Islam, Yahudi dan Nasrani hidup rukun dan damai di Suriah dan Palestina.
Mereka bebas dan aman menjalankan ajaran agama masing-masing di kota suci tersebut. Perang Salib Namun kerukunan yang telah berlangsung selama lebih 460 tahun itu kemudian porak-poranda akibat berbagai hasutan dan fitnah yang digembar-gemborkan oleh seorang patriarch bernama Ermite.
Provokator ini berhasil mengobarkan semangat Paus Urbanus yang lantas mengirim ratusan ribu orang ke Yerusalem untuk Perang Salib Pertama. Kota suci ini berhasil mereka rebut pada tahun 1099.
Ratusan ribu orang Islam dibunuh dengan kejam dan biadab, sebagaimana mereka akui sendiri: “In Solomon’s Porch and in his temple, our men rode in the blood of the Saracens up to the knees of their horses.” Menyadari betapa pentingnya kedudukan Baitul Maqdis bagi ummat Islam dan mendengar kezaliman orang-orang Kristen di sana, maka pada tahun 1187 Shalahuddin memimpin serangan ke Yerusalem. Orang Kristen mencatatnya sebagai Perang Salib ke-2.
Pasukan Shalahuddin berhasil mengalahkan tentara Kristen dalam sebuah pertempuran sengit di Hittin, Galilee pada 4 July 1187. Dua bulan kemudian (Oktober tahun yang sama), Baitul Maqdis berhasil direbut kembali.
Berita jatuhnya Yerusalem menggegerkan seluruh dunia Kristen dan Eropa khususnya. Pada tahun 1189 tentara Kristen melancarkan serangan balik (Perang Salib ke-3), dipimpin langsung oleh Kaisar Jerman Frederick Barbarossa, Raja Prancis Philip Augustus dan Raja Inggris Richard ‘the Lion Heart’. Perang berlangsung cukup lama. Baitul Maqdis berhasil dipertahankan, dan gencatan senjata akhirnya disepakati oleh kedua-belah pihak.
Pada tahun 1192 Shalahuddin dan Raja Richard menandatangani perjanjian damai yang isinya membagi wilayah Palestina menjadi dua: daerah pesisir Laut Tengah bagi orang Kristen, sedangkan daerah perkotaan untuk orang Islam; namun demikian kedua-belah pihak boleh berkunjung ke daerah lain dengan aman.
Setahun kemudian, tepatnya pada 4 Maret 1193, Shalahuddin menghembuskan nafasnya yang terakhir. Ketika meninggal dunia di Damaskus, Shalahuddin tidak memiliki harta benda yang berarti. Padahal beliau adalah seorang pemimpin. Tapi hal baik yang ditinggalkan oleh orang baik selalu akan menjadi bagian kehidupan selamanya.
Kontribusinya buat Islam sungguh tidak pernah bisa diukur dengan apapun di dunia ini. Parcel untuk Musuh Banyak kisah-kisah unik dan menarik seputar Shalahuddin al-Ayyubi yang layak dijadikan teladan, terutama sikap ksatria dan kemuliaan hatinya. Di tengah suasana perang, ia berkali-kali mengirimkan es dan buah-buahan untuk Raja Richard yang saat itu jatuh sakit.
Ketika menaklukkan Kairo, ia tidak serta-merta mengusir keluarga Dinasti Fatimiyyah dari istana-istana mereka. Ia menunggu sampai raja mereka wafat, baru kemudian anggota keluarganya diantar ke tempat pengasingan mereka. Gerbang kota tempat benteng istana dibuka untuk umum. Rakyat dibolehkan tinggal di kawasan yang dahulunya khusus untuk para bangsawan Bani Fatimiyyah. Di Kairo, ia bukan hanya membangun masjid dan benteng, tapi juga sekolah, rumah-sakit dan bahkan gereja.
Shalahuddin juga dikenal sebagai orang yang saleh dan wara‘. Ia tidak pernah meninggalkan salat fardu dan gemar salat berjamaah. Bahkan ketika sakit keras pun ia tetap berpuasa, walaupun dokter menasihatinya supaya berbuka. “Aku tidak tahu bila ajal akan menemuiku,” katanya. Shalahuddin amat dekat dan sangat dicintai oleh rakyatnya. Ia menetapkan hari Senin dan Selasa sebagai waktu tatap muka dan menerima siapa saja yang memerlukan bantuannya. Ia tidak nepotis atau pilih kasih.
Pernah seorang lelaki mengadukan perihal keponakannya, Taqiyyuddin. Shalahuddin langsung memanggil anak saudaranya itu untuk dimintai keterangan. Pernah juga suatu kali ada yang membuat tuduhan kepadanya. Walaupun tuduhan tersebut terbukti tidak berdasar sama sekali, Shalahuddin tidak marah. Ia bahkan menghadiahkan orang yang menuduhnya itu sehelai jubah dan beberapa pemberian lain. Ia memang gemar menyedekahkan apa saja yang dimilikinya dan memberikan hadiah kepada orang lain, khususnya tamu-tamunya. Ia juga dikenal sangat lembut hati, bahkan kepada pelayannya sekalipun. Pernah ketika ia sangat kehausan dan minta dibawakan segelas air, pembantunya menyuguhkan air yang agak panas. Tanpa menunjukkan kemarahan ia terus meminumnya. Kezuhudan Shalahuddin tertuang dalam ucapannya yang selalu dikenang: “Ada orang yang baginya uang dan debu sama saja.” (sa/ind/berbagaisumber)

Minggu, 14 Juni 2015

bekal menyambut shoumu romadhon




3 Bekal Menyambut Ramadhan

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Tinggal menunggu hitungan jam kita akan memasuki bulan penuh barokah, Ramadhan mubarok. Tidak terlambat memang, walau hal ini baru rumaysho.com sampaikan karena mengingat beberapa waktu lalu website dalam masa rekontruksi server. Kita akan melihat tiga bekal yang semestinya disiapkan sebelum memasuki bulan Ramadhan yang kami simpulkan dari wejangan para ulama. Tiga bekal tersebut adalah:
Pertama: Bekal ilmu.
Bekal ini amat utama sekali agar ibadah kita menuai manfaat, berfaedah, dan tidak asal-asalan. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”  (Al Amru bil Ma’ruf, hal. 15). Tidak tahu akan hukum puasa, bisa jadi puasa kita rusak. Tidak tahu apa saja hal-hal yang disunnahkan saat puasa, kita bisa kehilangan pahala yang banyak. Tidak tahu jika maksiat bisa mengurangi pahala puasa, kita bisa jadi hanya dapat lapar dan dahaga saja saat puasa. Tidak tahu jika dzikir bareng-bareng entah sehabis shalat lima waktu atau di antara tarawih atau sehabis witir, itu tidak ada dalilnya, akhirnya yang didapat hanya rasa capek karena tidak menuai pahala. Ingatlah syarat diterimanya ibadah bukan hanya ikhlas. Ibadah bisa diterima jika mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, alias ada dalilnya. Namun demikianlah masyarakat kita kadang beribadah asal-asalan, asal ‘ngikut’, yang penting ikhlas katanya, padahal ibadah yang dilakukan tidak ada dalil dan tuntunannya. Apa saja kata pak Kyai, pokoknya ‘manut’? Wallahul musta’an.
Silakan pembaca rumaysho.com membaca artikel-artikel puasa dan amalan di bulan Ramadhan di web ini. Sudah disajikan di category puasa dan amalan secara lebih lengkap. Semoga dengan ilmu tersebut, ibadah kita menjadi lebih baik dan diterima oleh Allah.
Kedua: Perbanyak taubat.
Inilah yang dianjurkan oleh para ulama kita. Sebelum memasuki bulan Ramadhan, perbanyaklah taubat dan istighfar. Semoga di bulan Ramadhan kita bisa menjadi lebih baik. Kejelekan dahulu hendaklah kita tinggalkan dan ganti dengan kebaikan di bulan Ramadhan. Ingatlah bahwa syarat taubat yang dijelaskan oleh para ulama sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir rahimahullah, “Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya/ mengembalikannya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14:61). Inilah yang disebut dengan taubat nashuha, taubat yang tulus dan murni. Moga Allah menerima taubat-taubat kita sebelum memasuki waktu barokah di bulan Ramadhan sehingga kita pun akan mudah melaksanakan kebaikan.
Di antara do’a untuk meminta segala ampunan dari Allah adalah do’a berikut ini:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى
Allahummagh-firlii khothii-atii, wa jahlii, wa isrofii fii amrii, wa maa anta a’lamu bihi minni. Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khotho-i wa ‘amdii, wa kullu dzalika ‘indii” (Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupn sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan) (HR. Bukhari no. 6398 dan Muslim no. 2719).
Catatan penting yang mesti kami sampaikan. Mungkin selama ini tersebar sms maaf-maafkan di tengah-tengah kaum muslimin menjelang Ramadhan. Ingat bahwa meminta maaf itu memang disyariatkan  terhadap sesama apalagi ketika berbuat salah, betul memang bentuk taubatnya adalah minta dimaafkan. Namun bukan jadi kelaziman setiap orang harus minta maaf, padahal tidak ada salah apa-apa. Apalagi kelirunya lagi jika hal ini dianggap kurang afdhol jika tidak dijalani menjelang Ramadhan. Hanya Allah yang beri taufik.
Ketiga: Banyak memohon kemudahan dari Allah.
Selain dua hal di atas, kita juga harus pahami bahwa untuk mudah melakukan kebaikan di bulan Ramadhan, itu semua atas kemudahan dari Allah. Jika kita terus pasrahkan pada diri sendiri, maka ibadah akan menjadi sulit untuk dijalani. Karena diri ini sebenarnya begitu lemah. Oleh karena itu, hendaklah kita banyak bergantung dan tawakkal pada Allah dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Terus memohon do’a pada Allah agar kita mudah menjalankan berbagai bentuk ibadah baik shalat malam, ibadah puasa itu sendiri, banyak berderma, mengkhatamkan atau mengulang hafalan Qur’an dan kebaikan lainnya.
Do’a yang bisa kita panjatkan untuk memohon kemudahan dari Allah adalah sebagai berikut.
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa” [artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah]. (Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya 3:255. Dikeluarkan pula oleh Ibnu Abi ‘Umar, Ibnus Suni dalam ‘Amal Yaum wal Lailah).
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
Allahumma inni as-aluka fi’lal khoiroot wa tarkal munkaroot.” (Ya Allah, aku memohon pada-Mu agar mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran). (HR. Tirmidzi no. 3233, shahih menurut Syaikh Al Albani).
Semoga Allah menjadikan Ramadhan kita lebih baik dari sebelumnya. Marilah kita menyambut Ramadhan mubarok dengan suka cita, diiringi ilmu, taubat dan perbanyak do’a kemudahan.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.


Sabtu, 13 Juni 2015

KONTEKS WACANA



KONTEKS WACANA
A.    PRAANGGAPAN (Presupposisi)
·      Pengertian Praanggapan :
Praanggapan (presuposisi) berasal dari kata to pre-suppose, yang dalam bahasa Inggris berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya), dalam arti sebelum pembicara atau penulis mengujarkan sesuatu ia sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang kawan bicara atau hal yang dibicarakan.
Menurut George Yule (1996:43) Presupposisi adalah sesuatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan, yang memiliki presupposisi adalah penutur, bukan kalimat.
Menurut  Filmore (1981), dalam setiap percakapan selalu digunakan tingkatan-tingkatan komunikasi yang implisit atau praaggapan dan eksplisit dan ilokusi. Sebagai contoh, ujaran dapat dinilai tidak tidak relevan atau salah bukan hanya dilihat dari segi cara pengungkapan pistiwa yang salah pendeskripsiannya, tetapi juga pada cara membuat peranggapan yang salah.
Kesalahan membuat praanggapan mempunyai efek dalam ujaran manusia. Dengan kata lain, praanggapan yang tepat dapat memprtinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkakan. Makin tepat praanggapan yang dihipotesiskan, makin tinggi nilai komunikasi suatu ujaran. Dalam beberapa hal, makna wacana dapat dicari melalui praaggapan, namun disisi lain terdapat makna yang tidak dinyatakan secara eksplisit.
Dari beberapa definisi praanggapan di atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur. Untuk memperjelas hal ini, perhatikan contoh berikut :
(1) a:“Aku sudah membeli bukunya Pak Udin kemarin”
 b : “Dapat potongan 30 persen kan?
                        Contoh percakapan di atas menunjukkan bahwa sebelum bertutur (1A) memiliki praanggapan bahwa B mengetahui maksudnya yaitu terdapat sebuah buku yang ditulis oleh Pak Pranowo.
                        Kesalahan membuat praanggapan efek dalam ujaran manusia. Dengan kata lain, praanggapan yang tepat dapat mempertinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan. Makin tepat praanggapan yang dihpotesiskan, makin tinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan.
·      Ciri Praanggapan
Ciri praanggapan yang mendasar adalah sifat keajegan di bawah penyangkalan (Yule,   2006:45). Hal ini memiliki maksud bahwa praanggapan (presuposisi) suatu pernyataan akan tetap ajeg (tetap benar) walaupun kalimat itu dijadikan kalimat negatif atau dinegasikan. Sebagai contoh perhatikan beberapa kalimat berikut :
(1)   a:  “Gitar Budi itu baru”.
b:  “Gitar Budi tidak baru”.
Kalimat (b) merupakan bentuk negatif dari kaliamt (4a). Praanggapan dalam kalimat (4a) adalah Budi mempunyai gitar. Dalam kalimat (b), ternyata praanggapan itu tidak berubah meski kalimat (b) mengandung penyangkalan tehadap kalimat (4a), yaitu memiliki praanggapan yang sama bahwa Budi mempunyai gitar.
·      Jenis – Jenis Praanggapan
Praanggapan (presuposisi) sudah diasosiasikan dengan pemakaian sejumlah besar kata, frasa, dan struktur (Yule, 2006:46). Selanjutnya Gorge Yule mengklasifikasikan praanggapan ke dalam 6 jenis praanggapan,  yaitu presuposisi eksistensial, presuposisi faktif, presuposisi non-faktif, presuposisi leksikal, presuposisi struktural, dan presuposisi konterfaktual.
1.    Presuposisi Esistensial
Presuposisi (praanggapan) eksistensial adalah preaanggapan yang menunjukkan eksistensi/ keberadaan/ jati diri referen yang diungkapkan dengan kata yang definit.
(1) a. Orang itu berjalan
      b. Ada orang berjalan
 2.   Presuposisi Faktif
Presuposisi (praanggapan) faktif adalah praanggapan di mana informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja dapat dianggap sebagai suatu kenyataan.
(1) a. Dia tidak menyadari bahwa ia sakit
      b. Dia sakit
(2) a. Kami menyesal mengatakan kepadanya
      b. Kami mengatakan kepadanya
3.    Presuposisi Leksikal
Presuposisi (praanggapan) leksikal dipahami sebagai bentuk praanggapan di mana makna yang dinyatakan secara konvensional ditafsirkan dengan praanggapan bahwa suatu makna lain (yang tidak dinyatakan) dipahami.
(1) a. Dia berhenti merokok
      b. Dulu dia biasa merokok
(2)a. Mereka mulai mengeluh
       b. Sebelumnya mereka tidak mengeluh
4.    Presuposisi Non-faktif
Presuposisi (praanggapan) non-faktif adalah suatu praanggapan yang diasumsikan tidak benar.
(1) a. Saya membayangkan bahwa saya kaya
        b. Saya tidak kaya
(2) a. Saya membayangkan berada di Hawai
        b. Saya tidak berada di Hawai
5.    Presuposisi Struktural
Presuposisi (praanggapan) struktural mengacu pada sturktur kalimat-kalimat tertentu telah dianalisis sebagai praanggapan secara tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu sudah diasumsikan kebenarannya. Hal ini tampak dalam kalimat tanya, secara konvensional diinterpretasikan dengan kata tanya (kapan dan di mana) seudah diketahui sebagai masalah.
(1) a. Di mana Anda membeli sepeda itu?
      b. Anda membeli sepeda
(2) a. Kapan dia pergi?
      b. Dia pergi
6.    Presuposisi konterfaktual
Presuposisi (praanggapan) konterfaktual berarti bahwa yang di praanggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi juga merupakan kebalikan (lawan) dari benar atau bertolak belakang dengan kenyataan.
(1) a. Seandainya
B.     IMPLIKATUR
Implikatur berasal dari bahasa latin implicare yang berarti "melipat". hal ini dijelaskan oleh Mey melalui Nadar (2009:60) bahwa untuk mengetahui apa yang dilipat harus dengan cara membukanya. dengna kata lain, implikatur dapat dikatakan sebagai sesuatu yang terlipat.
Implikatur secara sederhana dapat diartikan sebagai makna tambahan yang disampaikan oleh penutur yang terkadang tidak terdapat dalam tuturan itu sendiri. Sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan tersebut. Proposisi yang diimplikasikan tersebut oleh Grice disebut sebagai implikatur percakapan. Secara garis besar terdapat dua jenis implikatur. Yang pertama adalah implikatur konvensional. Implikatur ini lebih menjelaskan pada apa yang yang diutarakan. Sedangkan yang kedua telah disebut pada paragraf sebelumnya yaitu implikatur percakapan. Implikatur percakapan lebih menekankan maksud lain dari apa yang dituturkan.
Menurut George Yule (1996:62) implikatur adalah contoh utama dari banyaknya informasi yang disampaikan dari pada dikatakan. Supaya implikatur – implikatur tersebut dapat ditafsirkan maka beberapa prinsip kerja sama dasar harus lebih dini diasumsikan dalam pelaksanaannya.
Konsep implikatur kali pertama dikenalkan oleh H.P.Grice (1975) untuk memecahkan persoalan makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan oleh teori semantik biasa. Implikatur dipakai untuk memperhitungkan apa yang disarankan atau apa yang dimaksud oleh penutur sebagai hal yang berbeda dari apa yang dinyatakan secara harfiah (Brown dan Yule, 1983:31).
C.    INFERENSI
Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).
Menurut Gumperz (1982) Inferensi yaitu penarikan kesimpulan sebagai proses interpretasi yang ditentukan oleh situasi dan konteks percakapan. dengan demikian pendengar menduga kemauan penutur, dan dengan itu pula pendengar meresponsnya. Dengan begitu inferensi percakapan tidak hanya ditentukan oleh kata-kata pendukung ujaran itu saja, melainkan juga didukung oleh konteks dan situasi. Sebuah gagasan yang terdapat dalam otak penutur direlisasikan dalam bentuk kalimat-kalimat. Jika penutur tidak pandai dalam menyusun kalimat maka akan terjadi kesalahpahaman. 

D.    DIEKSIS
Dalam penggunaannya, kata yang bersifat deiktis adalah kata yang referen atau acuannya dapat berpindah-pindah. Kefleksibelan kata-kata atau leksem-leksem deiktis acapkali berpengaruh pada makna kata dan maksud penutur. Hal ini merupakan fenomena-fenomena tindak tutur yang bukan pada tempatnya kata-kata itu digunakan.
Menurut George Yule (1996:13) dieksis adalah istilah teknis (dari bahasa Yunani) untuk salah satu hal mendasar yang kita lakukan dengan tuturan. Dieksis berarti “penunjukan” melalui bahasa. Bentuk linguistik yang dipakai untuk menyelesaikan “penunjukan” disebut ungkapan dieksis. Ketika anda menunjuk objek asing dan bertanya “Apa itu?”, maka anda menggunakan ungkapan dieksis (“itu”) untuk menunjuk suatu dalam konteks secara tiba – tiba. Ungkapan – umgkapan dieksis kadang kala juga disebut dengan indeksial.


BAB III
PEMBAHASAN
Untuk lebih memahami tentang Praanggapan, Implikatur, Inferensi dan Dieksis. Berikut dibawah ini contoh dari Praanggapan, Implikatur, Inferensi dan Dieksis.
A.Praanggapan
     (1) Saudara laki – laki Mary membeli 3 ekor kuda
       Ketika menghasilkan tuturan dalam (1), penutur tentunya diharapkan memiliki praanggapan bahwa seseorang yang bernama Mary dan dia memiliki seorang saudara laki – laki. Penutur mungkin juga menyimpan presupposisi yang lebih khusus bahwa mary hanya memiliki seorang saudara laki – laki dan dia memiliki banyak uang. Sebenarnya semua presupposisi ini menjadi milik penutur dan semua praanggapan itu boleh jadi salah. Dalam kalimat (1) akan dianggap memiliki entailmen jika saudara laki – laki Mary membeli sesuatu, membeli 3 ekor binatang, membeli 2 ekor kuda dan akibat – akibat logis lainyang sama.

(2) Ibu saya datang dari Surabaya
Dalam contoh (2) praanggapan adalah: (1) saya mempunyai ibu, (2) Ibu saya ada di Surabaya. Oleh krena itu, fungsi praanggapan ialah membantu mengurangi hambatan respon orang terhadap penafsiran suatu ujaran.

B. Implikatur
(1) Dia orang Jawa karena itu dia rajin.
     Pada contoh (1) tersebut, penutur tidak secara langsung menyatakan bahwa suatu ciri (rajin) disebabkan oleh ciri lain (jadi orang Jawa), tetapi bentuk ungkapan yang dipakai secara konvensional berimplikasi bahwa hubungan seperti itu ada. Kalau individu yang dimaksud itu orang Jawa dan tidak rajin, implikaturnya yang keliru, tetapi ujarannya tida salah. Contoh lain kata pria, kata’ pria’ tentu mengimplikasikan mempunyai rambut, hidung, atau bibir sehingga hunbungan antarkalimat pada contoh dibawah ini bersifat koheren, meskipun tanpa kalimat Pria itu mempunyi rambut, hidung, dan bibir.

(2) Dia orang Madura, oleh karena itu dia pemberani.
Dalam kalimat (2) penutur tidak secara langsung menyatakan bahwa suatu ciri pemberani adalah ciri lain dari orang Madura, bentuk ungkapan yang dipakai itu secara konvensional berimplikasi bahwa hubungan seperti itu ada. Jika orang Madura adalah bukan pemberani, maka implikaturnya yang keliru, tetapi ujarannya tidak salah.
Yang lebih menarik bagi analisis wacana adalah konsep implikatur percakapan yang diturunkan dari asas umum percakapan ditambah sejumlah bidal (maxims) yang biasanya dipatuhi para penitur (Brown da Yule, 1983). Implikatur percakapan itu mengutip prinsip kerja sama atau kesepakatan bersama, yakni kesepakatan bahwa hal yang dibicarakan oleh partisipan harus saling terkait (Grice, 1975).

C. Inferensi
(1) Contoh:
Ada dua orang teman berjumpa dan perjumpaan itu diceritakan oleh salah satunya kekawan lainnya. Terjadilah percakapan berikut,
Yulia               : “Saya baru bertemu dengan si Ana.”
Halimah           :  “Oh, si Ana kawan kita di SMA itu?”
Yulia               :  “Bukan, tapi Ana kawan kita waktu kuliah dulu.”
Halimah           :  “Ana yang berambut panjang itu?”
Yulia               :  “Bukan Ana yang berambut panjang, tapi Ana yang berjilbab itu loh?”
Halimah           :  “Oh, ya, saya tahu.”

Pada ujaran pertama Halimah salah tangkap. Yang tergambar dibenaknya adalah si Ana teman SMA. Setelah diterangkan oleh Yulia bahwa Ana teman waktu kuliah, Halimah salah tangkap lagi, karea yang diduga adalah Ana yang berambut panjang. Sesudah kalimat ke tiga dari Yulia, barulah Halimah paham siapa si Ana sebenarnya.
Walaupun tanggapan tentang si Ana sudah jelas, akan tetapi apa yang dipikirkan oleh Yulia tidaklah dapat ditanggapi seluruhnya oleh Halimah karena masih banyak hal yang masih  tersembunyi, misalnya kapan Yulia bertemunya, di mana betemunya, berapa jam, dapat dikatakan bahwa yang ditanggapi pendengar dari ucapan penutur itu hanya beberapa bagian saja dan tidak seluruhnya.



D. Dieksis
(1) Saya akan meletakkan ini di sini
      (Tentu saja, Anda paham bahwa jim berkata kepada Anne bahwa ia akan meletakkan kunci duplikat rumah di dalam salah satu laci di dapur).
      Jelas sekali bahwa diekasis mengacu pada bentuk yang terikat dengan konteks penutur, yang dibedakan secara mendasar anatara ungkapan – ungkapan dieksis “dekat penutur” dan “jauh dari penutur”. Dalam bahasa inggris “dekat penutur” atau istilah – istilah proksimal adalah “ini”, “di sini”, “sekarang”, sedangkan “jauh dari penutur” atau istilah distal adalah “itu”, “di sana”, “pada saat itu”. Istilah – istilah proksimal biasanya ditafsirkan sebagai istilah tempat pembicara atau pusat deiksis, sehingga “sekarang” umumnya dipakai sebagai acuan terhadap titik atau keadaan pada saat tuturan penutur terjadi di tempatnya. Sementara itu istilah distal menunjukkan “jauh dari penutur” tetapi dalam bebrapa bahasa dapat digunakan untuk membedakan antara “dekat lawan tutur” dan “jauh dari penutur maupun lawan tutur”.