A.
Wacana.
Wacana adalah satuan
bahasa yang lengkap, sehingga dalam
hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau berarti terdapat
konsep,
gagasan, pikiran, atau ide yang utuh,
yang biasa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam
wacana lisan). Sebagai satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar, wacana
itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan
gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya (Chaer, 2007:267). Sebuah
tulisan adalah sebuah wacana, akan tetapi apa yang dinamakan wacana itu tidak
hanya sesuatu yang tertulis seperti diterangkan dalam kamus Websters (dalamSobur,
2006: 10) sebuah pidato pun adalah wacana juga. Hal ini sejalan dengan pendapat
Tarigan (1993: 23) yang mengatakan bahwa istilah wacana dipergunakan untuk
mencangkup bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan
dimuka umum, tulisan, serta upaya-upaya
formal seperti laporan ilmiah dan
sandiwara.
Berdasarkan beberapa
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa
terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, paragraf,
kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap yang dapat dipahami oleh
pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan).
B. Jenis
–Jenis Wacana
ü Menurut
Mulyana (2005: 51-55) jenis-jenis wacana dapat diklasifikasikan menjadi tiga
bagian yaitu:
(a) berdasarkan media penyampaian:
(1) wacana tulis
(2)wacana lisan.
(b) berdasarkan jumlah penutur:
(1) wacana monolog
(2)wacana dialog.
(c) berdasarkan sifat:
(1) wacana fiksi
(2) wacana nonfiksi.
Fitri
Mulya dalam http://journal.ui.ac.id/upload/artikel(/03Toleransi%20dalam%20jeniswacana_
Hilman%20dkk. Pdf)
a. Berdasarkan
Media Penyampaian
Berdasarkan media
penyampaiannya wacana dapat dipilah menjadi dua yaitu :
1)
Wacana Tulis
Wacana tulis (written discourse) adalah jenis wacana yang disampaikan melalui
tulisan. Sampai saat ini, tulisan masih merupakan media yang sangat efektif dan
efisien untuk menyampaikan berbagai gagasan, wawasan, ilmu pengetahuan, atau apapun
yang dapat mewakili kreativitas manusia.
2)
Wacana Lisan
Wacana lisan (spoken
discourse) adalah jenis wacana yang disampaikan secara
lisan atau langsung dengan bahasa
verbal. Jenis wacana ini sering disebut sebagai tuturan (speech) atau
(utterance). Adanya kenyataan bahwa pada dasarnya bahasa pertama kali
lahir melalui mulut atau lisan.
b. Berdasarkan
jumlah penutur
Berdasarkan jumlah
penuturnya, wacana dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
1)
Wacana Monolog
Wacana monolog adalah
jenis wacana yang dituturkan oleh satu orang. Bentuk wacana monolog antara lain
adalah pidato, pembacaan puisi, pembacaan berita, dan sebagainya.
2) Wacana Dialog
Wacana dialog adalah
jenis wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih. Jenis wacana ini bisa
berbentuk tulis maupun lisan. Bentuk wacana dialog antara lain dialog ketoprak,
lawakan, dan sebagainy
c. Berdasarkan
Sifat
Berdasarkan sifatnya,
wacana dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Wacana
Fiksi.
Wacana fiksi adalah
yang bentuk dan isinya berorientasi pada imajinasi. Bahasanya menganut aliran
konotatif, analogis, dan multi
interpretabble. Umumnya penampilan dan rasa bahasanya dikemas secara
literal atau estesis (indah), disamping itu tidak menutup kemungkinan bahwa
karya-karya fiksi mengandung fakta, dan bahkan hampir sama dengan kenyataan.
Namun sebagaimana proses kelahiran dan sifatnya, karya semacam ini tetap
termasuk dalam kategori fiktif. Bahasa yang digunakan wacana fiksi umumnya
menganut azas licentia puitica (kebebasan berpuisi) dan licentia gramatica
(kebebasan bergramatika). Wacana fiksi dapat dipilih menjadi tiga jenis yaitu:
wacana prosa, wacana puisi, dan wacana drama.
a. Wacana
Prosa
Wacana prosa adalah
wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana ini dapat
berbentuk tulis atau lisan (HG Taarigan,
1987:57). Novel, cerita pendek, artikel, makalah, buku, laporan penelitian,
skripsi, tesis, disertasi, dan beberapa bentuk kertas kerja dapat digolongkan
sebagai wacana prosa.
b. Wacana
Puisi.
Wacana puisi adalah
jenis wacana yang dituturkan atau disampaikan dalam bentuk puisi. Wacana puisi
juga dapat berbentuk tulisan atau lisan. Contoh wacana tulis misalnya puisi dan
syair, sedangkan puisi yang dideklamasiakan dan lagu-lagu
merupakan contoh jenis wacana puisi
lisan. Nafas bahasa yang digunakan dan isinya berorientasi pada kualitas
estetika (keindahan). Lagu, tembang geguritan (Jawa), dan sejenisnya merupakan
contoh-contoh wacana puisi.
c. Wacana
Drama.
Wacana drama adalah
jenis wacana yang disampaikan dalam bentuk drama. Pola yang digunakan umumnya
bentuk percakapan atau dialog oleh karena itu, dalam wacana ini harus ada pembicaraan
dan pasangan bicara.
2. Wacana
Non Fiksi.
Wacana nonfiksi disebut
juga wacana ilmiah. Jenis wacana ini disampaikan dengan pola dan cara-cara
ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Bahasa yang digunakan
bersifat denotative, lugas, dan jelas. Aspek estetika bukan lagi menjadi tujuan
utama. Secara umum penyampaiannya tidak mengabaikan kaidah-kaidah gramatika
bahasa yang bersangkutan. Beberapa contoh wacana nonfiksi antara lain laporan penelitian,
buku materi perkuliahan, petunjuk mengoperasikan pesawat
terbang dan sebagainya.
ü Menurut
Keraf (1995: 7-17) berdasarkan tujuannya wacana dapat dibedakan menjadi lima
yaitu: (a) wacana deskripsi, (b) wacana narasi, (c) wacana persuasi, (d) wacana
argumentasi, dan (e) wacana eksposisi.
Terdapat pada Yulianik dalam
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel(/03Toleransi%20dalam%20jeniswacana_ Yulianik%20dkk.
Pdf)
(a) Wacana
deskripsi.
Wacana deskripsi adalah
wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa,
sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan
para pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi suatu citra mental
mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi.
Ciri-ciri karangan deskripsi yaitu:
1. Berhubungandengan panca indra.
2. Penggunaan objek didapat dengan pengamatan bentuk,
warna serta keadaan objek secara
langsung.
3. Unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran.
(b) Wacana
Narasi
Wacana narasi adalah
bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu
peristiwa atau kejadian, sehingga peristiwa
itu tampak seolah-olah dialami sendiri oleh para pembaca. Narasi menyajikan
peristiwa dalam sebuah rangkaian peristiwa kecil yang bertalian. Ia mengisahkan
sebuah atau suatu kelompok aksi sedemikian rupa untuk menghasilkan sesuatu yang
secara populer disebut ceritera.adapun ciri-ciri wacana narasi :
1.
Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas.
2.
Terdapat unsur tokoh yang digambarkan mempunyai perwatakan yang jelas.
3.
Terdapat alur cerita, setting dan konflik.
(c) Wacana
Persuasi.
Wacana persuasi adalah
suatu bentuk wacana yang merupakan penyimpangan dari argumentasi, dan khusus
berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca, agar para pendengar atau
pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasi, walaupun yang
dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya akan apa yang
dikatakan itu. Karena itu persuasi lebih
condong menggunakan atau memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi
orang lain.
(d) Wacana
argumentasi.
Wacana Argumentasi
adalah wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Lebih jauh sebuah
argumentasi berusaha mempengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain
untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti obyek yang
diargumentasikan itu. Argumentasi dilihat dari sudut proses berpikir adalah
suatu tindakan untuk membentuk penalaran dan menurunkan kesimpulan serta
menerapkannya pada suatu kasus dalam perdebatan. Ciri-ciri wacana argumentasi yaitu :
1. Terdapat pernyataan, idea tau gagasan yang dikemukakan.
2. Pembenaran berdasarkan fakta dan data yang disampaikan.
(e) Wacana
Eksposisi.
Wacana eksposisi adalah
wacana yang berusaha menguraikan suatu
objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana ini
digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakekat suatu obyek. Penjenisan wacana
dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan ada empat, yaitu berdasarkan : media penyampaian, jumlah penutur, sifat, dan
tujuannya. Dalam penelitian ini penulis membatasi penggunaan teori wacana hanya
berdasarkan tujuannya yaitu wacana deskriptif.Ciri-ciri wacana eksposisi yaitu:
1. Memberikan informasi kepada pembaca.
2. Adanya fakta dan informasi.
3. Berfungsi untuk memperjelas apa yang akan disampaikan.
CONTOH
Untuk lebih memahami tentang materi yang telah diuraikan
diatas. Dibawah ini terdapat contoh dari jenis-jenis wacana.
1.
Berdasarkan Media Penyampaian.
v Wacana
Tulis.
Banyak sekali contoh
yang dapat kita ambil dari wacana tulis yang ada disekitar kita, salah satunya
ketika kita akan memasuki sebuah daerah baru pastinya kita sering melihat
sebuah kalimat yang terdapat pada gapura “Selamat Datang di Jombang “ kalimat tersebut merupakan wacana tulis yang
mana dalam kalimat tersebut tersirat satu gagasan bahwa kita telah memasuki
daerah jombang dan ini sangat efektif sekali karena dapat dilihat dan dibaca
oleh banyak orang.
v Wacana
Lisan
Wacana lisan merupakan
salah satu wacana yang sering kita pratikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena sebagai manusia kita selalu menggunakan lisan atau mulut kita untuk bisa
saling berkomunikasi dengan orang lain. Seperti contohnya “aku pulang sekitar
pukul 3 sore Vir, soalnya aku ada les tambahan !! “
pada kalimat diatas dapat dilihat bahwa si aku memberikan gagasan dia pulang jam 3 sore karena dia ada les
tambahan.
2.
Berdasarkan Jumlah Penutur.
v Wacana
Monolog.
BPOM Semarang: 25 Merk Susu Aman Dikonsumsi
Pemirsa Headline news,
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di
Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/4), menyatakan 25 merk susu formula bayi tidak
mengandung Enterobacter Sakazakii. Jadi, susu itu dinyatakan aman dikonsumsi.
Pernyataan itu disampaikan usai BPOM Semarang menguji 25 merek susu formula.
Pengujian tersebut merupakan tindak lanjut dari dugaan adanya Enterobacter
Sakazakii pada sejumlah merk susu yang beredar luas di masyarakat. Kepala BPOM
Semarang Supriyanto meminta masyarakat tidak khawatir lagi atas peredaran susu
tercemar. Pasalnya, hasil penelitian menyimpulkan, 25 merk susu aman dikonsumsi
karena terbebas Enterobacter Sakazakii. Namun, BPOM Semarang tetap mengimbau
masyarakat, terutama ibu yang memiliki anak, untuk selalu mengikuti petunjuk
penyajian, penyimpanan dan juga menjaga kebersihan botol susu. Warga juga
diimbau menggunakan air matang saat menyeduh susu.(RAS)
Paragraf diatas merupakan contoh dari berita yang
dibacakan seorang pembaca berita pada media elektronik dan merupakan wacana
monolog karena, disitu seorang presenter menyampaikan satu gagasan tentang susu
yang aman untuk dikonsumsi. kemudian didalam penyampaian berita tersebut dia
menyampaikan secara runtut dan saling berkesinambungan antar kalimat yang
diucapkan.
v Wacana Dialog.
Rani
: Rio sini deh !!
Rio
: ada apa Ran?
Rani
: kamu kenal sama cowok imut itu?
Rio
: eeemmmhhh,, yang pakek kacamata itu ?
Rani:
bener,,bener,,bener..
Rio
: awas jangan deket-deket sama dia !!!
Rani
: lho kenapa? Apa dia udah punya cewek ? atau dia Playboy ? atau...
Rio
: iyeeee,, dese’ itu brondong ekeee ....
Rani
: @#%$%^%#?????
Pada dialog diatas, terdapat satu cuplikan lawakan
yang didialogkan dan itu merupakan contoh dari wacana dialog.
3. Berdasarkan Sifat.
v Wacana
fiksi (Puisi)
Perhatikan contoh wacana puisi pada
sebait lagu Balada karya Ebiet G. Ade berikut ini.
mari kita tunggu
datangnya hujan
duduk
bersanding di pelataran
sambil menjaga mendung
di langit
agar tak ingkar
agar tak pergi lagi
Keindahan wacana di atas, antara
lain terletak pada penggunaan gaya
bahasa personifikasi: mendung dan hujan diibaratkan manusia. Diksi datang, ingkar, dan pergi menjadi mudah dipahami dan
terkesan indah untuk menggambarkan
perilaku alam tersebut.
v Wacana
Non Fiksi.
Perhatikan
kutipan berikut :
Gelombang Tsunami
bahkan tak sepasang
matapun tahu dari mana datangmu
kau renggut begitu saja
harta benda, bahkan:
jiwa saudara-saudaraku,
anak-anak tak terdengar
lagi jeritannya
kemurkaan lautMu
menyadarkan hati dan pikiran
masih tersisa secuil
semangat: harap dan kepasrahan
tolong, sisakan cintaMu
buat bangsa ini.
Kutipan di atas merupakan wacana fiksi
(berupa puisi) dengan judul
Gelombang Tsunami. Sementara itu, pada kutipan dibawah
ini merupakan contoh dari wacana
nonfiksi (berupa artikel).
Gelombang
Tsunami terjadi karena daya dorong dan letupan yang sangat kuat dari dasar
laut, yang dipicu oleh gempa tektonik. Letupan gempa itu kemudian menghasilkan
badai dan gelombang pasang yang dasyat. Berdasarkancatatan, bencana Tsunami di
Amerika beberapa tahun silam, pernah mencapai ketinggian hampir 27 meter.
Gerakan air pasang menyebar ke segala penjuru arah, termasuk menuju daratan
(pulau terdekat). Ketika gelombang pasang mendekati pantai, ketinggian dan daya
dorongnya semakin meningkat karena air laut semakin dangkal di wilayah pantai.
Itulah sebabnya, ketika mencapai daratan, gelombang itu tidak mungkin ditahan
lagi. Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter yang terjadi di Indonesia itu,
dianggap oleh para ahli sebagai gempa dan bencana Tsunami yang paling dahsyat.
Banyaknya korban, berupa harta benda dan nyawa yang mencapai ratusan ribu orang
itu, antara lain disebabkan oleh : (1) tidak adanya peringatan dini, (2)
bangunan dan tempat tinggal tidak dirancan antibencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar