Sabtu, 13 Juni 2015

JENIS-JENIS WACANA



A.    Wacana.

Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga  dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau berarti terdapat konsep,
gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang biasa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan). Sebagai satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar, wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya (Chaer, 2007:267). Sebuah tulisan adalah sebuah wacana, akan tetapi apa yang dinamakan wacana itu tidak hanya sesuatu yang tertulis seperti diterangkan dalam kamus Websters (dalamSobur, 2006: 10) sebuah pidato pun adalah wacana juga. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan (1993: 23) yang mengatakan bahwa istilah wacana dipergunakan untuk mencangkup bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan
dimuka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan ilmiah dan
sandiwara.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap yang dapat dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan).

B.     Jenis –Jenis Wacana
ü  Menurut Mulyana (2005: 51-55) jenis-jenis wacana dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu:
(a) berdasarkan media penyampaian:
 (1) wacana tulis
 (2)wacana lisan.
 (b) berdasarkan jumlah penutur:
 (1) wacana monolog
 (2)wacana dialog.
(c) berdasarkan sifat:
(1) wacana fiksi
 (2) wacana nonfiksi.
 Fitri Mulya dalam http://journal.ui.ac.id/upload/artikel(/03Toleransi%20dalam%20jeniswacana_ Hilman%20dkk. Pdf)

a.       Berdasarkan Media Penyampaian

Berdasarkan media penyampaiannya wacana dapat dipilah menjadi dua yaitu :
1)  Wacana Tulis
Wacana tulis  (written discourse)  adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Sampai saat ini, tulisan masih merupakan media yang sangat efektif dan efisien untuk menyampaikan berbagai gagasan, wawasan, ilmu pengetahuan, atau apapun yang dapat mewakili kreativitas manusia.

2)  Wacana Lisan
Wacana lisan (spoken discourse) adalah jenis wacana yang disampaikan secara
lisan atau langsung dengan bahasa verbal. Jenis wacana ini sering disebut sebagai tuturan  (speech) atau  (utterance). Adanya kenyataan bahwa pada dasarnya bahasa pertama kali lahir melalui mulut atau lisan. 

b.      Berdasarkan jumlah penutur

Berdasarkan jumlah penuturnya, wacana dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
1)  Wacana Monolog
Wacana monolog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh satu orang. Bentuk wacana monolog antara lain adalah pidato, pembacaan puisi, pembacaan berita, dan sebagainya.

2) Wacana Dialog
Wacana dialog adalah jenis wacana yang dituturkan oleh dua orang atau lebih. Jenis wacana ini bisa berbentuk tulis maupun lisan. Bentuk wacana dialog antara lain dialog ketoprak, lawakan, dan sebagainy

c.       Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, wacana dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
1.      Wacana Fiksi.
Wacana fiksi adalah yang bentuk dan isinya berorientasi pada imajinasi. Bahasanya menganut aliran konotatif, analogis, dan multi  interpretabble. Umumnya penampilan dan rasa bahasanya dikemas secara literal atau estesis (indah), disamping itu tidak menutup kemungkinan bahwa karya-karya fiksi mengandung fakta, dan bahkan hampir sama dengan kenyataan. Namun sebagaimana proses kelahiran dan sifatnya, karya semacam ini tetap termasuk dalam kategori fiktif. Bahasa yang digunakan wacana fiksi umumnya menganut azas licentia puitica (kebebasan berpuisi) dan licentia gramatica (kebebasan bergramatika). Wacana fiksi dapat dipilih menjadi tiga jenis yaitu: wacana prosa, wacana puisi, dan wacana drama.
a.       Wacana Prosa
Wacana prosa adalah wacana yang disampaikan atau ditulis dalam bentuk prosa. Wacana ini dapat berbentuk tulis atau lisan  (HG Taarigan, 1987:57). Novel, cerita pendek, artikel, makalah, buku, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan beberapa bentuk kertas kerja dapat digolongkan sebagai wacana prosa.
b.      Wacana Puisi.
Wacana puisi adalah jenis wacana yang dituturkan atau disampaikan dalam bentuk puisi. Wacana puisi juga dapat berbentuk tulisan atau lisan. Contoh wacana tulis misalnya puisi dan syair, sedangkan puisi yang dideklamasiakan dan lagu-lagu
merupakan contoh jenis wacana puisi lisan. Nafas bahasa yang digunakan dan isinya berorientasi pada kualitas estetika (keindahan). Lagu, tembang geguritan (Jawa), dan sejenisnya merupakan contoh-contoh wacana puisi.
c.       Wacana Drama.
Wacana drama adalah jenis wacana yang disampaikan dalam bentuk drama. Pola yang digunakan umumnya bentuk percakapan atau dialog oleh karena itu, dalam wacana ini harus ada pembicaraan dan pasangan bicara.

2.      Wacana Non Fiksi.
Wacana nonfiksi disebut juga wacana ilmiah. Jenis wacana ini disampaikan dengan pola dan cara-cara ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Bahasa yang digunakan bersifat denotative, lugas, dan jelas. Aspek estetika bukan lagi menjadi tujuan utama. Secara umum penyampaiannya tidak mengabaikan kaidah-kaidah gramatika bahasa yang bersangkutan. Beberapa contoh wacana nonfiksi antara lain laporan penelitian, buku materi perkuliahan, petunjuk mengoperasikan pesawat
terbang dan sebagainya.

ü  Menurut Keraf (1995: 7-17) berdasarkan tujuannya wacana dapat dibedakan menjadi lima yaitu: (a) wacana deskripsi, (b) wacana narasi, (c) wacana persuasi, (d) wacana argumentasi, dan (e) wacana eksposisi.  Terdapat pada Yulianik dalam http://journal.ui.ac.id/upload/artikel(/03Toleransi%20dalam%20jeniswacana_ Yulianik%20dkk. Pdf)

(a)    Wacana deskripsi.
Wacana deskripsi adalah wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi suatu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi.
Ciri-ciri karangan deskripsi yaitu:
1. Berhubungandengan panca indra.
2. Penggunaan objek didapat dengan pengamatan bentuk, warna serta keadaan objek secara langsung.
3. Unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran.
(b)   Wacana Narasi
Wacana narasi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu
peristiwa atau kejadian, sehingga peristiwa itu tampak seolah-olah dialami sendiri oleh para pembaca. Narasi menyajikan peristiwa dalam sebuah rangkaian peristiwa kecil yang bertalian. Ia mengisahkan sebuah atau suatu kelompok aksi sedemikian rupa untuk menghasilkan sesuatu yang secara populer disebut ceritera.adapun ciri-ciri wacana narasi :
1. Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas.
2. Terdapat unsur tokoh yang digambarkan mempunyai perwatakan yang jelas.
3. Terdapat alur cerita, setting dan konflik.
(c)    Wacana Persuasi.
Wacana persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau para pembaca, agar para pendengar atau pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasi, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya akan apa yang
dikatakan itu. Karena itu persuasi lebih condong menggunakan atau memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain.
(d)   Wacana argumentasi.
Wacana Argumentasi adalah wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Lebih jauh sebuah argumentasi berusaha mempengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti obyek yang diargumentasikan itu. Argumentasi dilihat dari sudut proses berpikir adalah suatu tindakan untuk membentuk penalaran dan menurunkan kesimpulan serta menerapkannya pada suatu kasus dalam perdebatan. Ciri-ciri wacana argumentasi yaitu :
1. Terdapat pernyataan, idea tau gagasan yang dikemukakan.
2. Pembenaran berdasarkan fakta dan data yang disampaikan.

(e)    Wacana Eksposisi.
Wacana eksposisi adalah wacana yang berusaha menguraikan  suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakekat suatu obyek. Penjenisan wacana dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan ada empat, yaitu berdasarkan :  media penyampaian, jumlah penutur, sifat, dan tujuannya. Dalam penelitian ini penulis membatasi penggunaan teori wacana hanya berdasarkan tujuannya yaitu wacana deskriptif.Ciri-ciri wacana  eksposisi yaitu:
1. Memberikan informasi kepada pembaca.
2. Adanya fakta dan informasi.
3. Berfungsi untuk memperjelas apa yang akan disampaikan.





CONTOH
            Untuk lebih memahami tentang materi yang telah diuraikan diatas. Dibawah ini terdapat contoh dari jenis-jenis wacana.
1.      Berdasarkan Media Penyampaian.
v  Wacana Tulis.
Banyak sekali contoh yang dapat kita ambil dari wacana tulis yang ada disekitar kita, salah satunya ketika kita akan memasuki sebuah daerah baru pastinya kita sering melihat sebuah kalimat yang terdapat pada gapura “Selamat Datang di Jombang “  kalimat tersebut merupakan wacana tulis yang mana dalam kalimat tersebut tersirat satu gagasan bahwa kita telah memasuki daerah jombang dan ini sangat efektif sekali karena dapat dilihat dan dibaca oleh banyak orang.
v  Wacana Lisan
Wacana lisan merupakan salah satu wacana yang sering kita pratikkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sebagai manusia kita selalu menggunakan lisan atau mulut kita untuk bisa saling berkomunikasi dengan orang lain. Seperti contohnya “aku pulang sekitar pukul 3 sore Vir, soalnya aku ada les tambahan !! “
pada kalimat  diatas dapat dilihat  bahwa si aku memberikan gagasan  dia pulang jam 3 sore karena dia ada les tambahan.
2.      Berdasarkan Jumlah Penutur.
v  Wacana Monolog.

BPOM Semarang: 25 Merk Susu Aman Dikonsumsi

Pemirsa Headline news,
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/4), menyatakan 25 merk susu formula bayi tidak mengandung Enterobacter Sakazakii. Jadi, susu itu dinyatakan aman dikonsumsi. Pernyataan itu disampaikan usai BPOM Semarang menguji 25 merek susu formula. Pengujian tersebut merupakan tindak lanjut dari dugaan adanya Enterobacter Sakazakii pada sejumlah merk susu yang beredar luas di masyarakat. Kepala BPOM Semarang Supriyanto meminta masyarakat tidak khawatir lagi atas peredaran susu tercemar. Pasalnya, hasil penelitian menyimpulkan, 25 merk susu aman dikonsumsi karena terbebas Enterobacter Sakazakii. Namun, BPOM Semarang tetap mengimbau masyarakat, terutama ibu yang memiliki anak, untuk selalu mengikuti petunjuk penyajian, penyimpanan dan juga menjaga kebersihan botol susu. Warga juga diimbau menggunakan air matang saat menyeduh susu.(RAS)

Paragraf diatas merupakan contoh dari berita yang dibacakan seorang pembaca berita pada media elektronik dan merupakan wacana monolog karena, disitu seorang presenter menyampaikan satu gagasan tentang susu yang aman untuk dikonsumsi. kemudian didalam penyampaian berita tersebut dia menyampaikan secara runtut dan saling berkesinambungan antar kalimat yang diucapkan.

v  Wacana Dialog.
Rani : Rio sini deh !!
Rio : ada apa Ran?
Rani : kamu kenal sama cowok imut itu?
Rio : eeemmmhhh,, yang pakek kacamata itu ?
Rani: bener,,bener,,bener..
Rio : awas jangan deket-deket sama dia !!!
Rani : lho kenapa? Apa dia udah punya cewek ? atau dia Playboy ? atau...
Rio : iyeeee,, dese’ itu brondong ekeee ....
Rani : @#%$%^%#?????
Pada dialog diatas, terdapat satu cuplikan lawakan yang didialogkan dan itu merupakan contoh dari wacana dialog.
3.      Berdasarkan Sifat.
v  Wacana  fiksi (Puisi)
Perhatikan contoh wacana puisi pada sebait lagu Balada karya Ebiet G. Ade berikut ini.
mari kita tunggu datangnya hujan
duduk bersanding di pelataran          
sambil menjaga mendung di langit
agar tak ingkar
agar tak pergi lagi

Keindahan wacana di atas, antara lain  terletak pada penggunaan gaya bahasa personifikasi: mendung dan hujan diibaratkan manusia. Diksi  datang, ingkar,  dan pergi menjadi mudah dipahami dan terkesan  indah untuk menggambarkan perilaku alam tersebut.

v  Wacana Non Fiksi.
Perhatikan kutipan berikut :
Gelombang Tsunami
bahkan tak sepasang matapun tahu dari mana datangmu
kau renggut begitu saja
harta benda, bahkan:
jiwa saudara-saudaraku,
anak-anak tak terdengar lagi jeritannya
kemurkaan lautMu menyadarkan hati dan pikiran
masih tersisa secuil semangat: harap dan kepasrahan
tolong, sisakan cintaMu buat bangsa ini.

Kutipan di atas merupakan wacana fiksi (berupa puisi) dengan judul
Gelombang  Tsunami. Sementara itu, pada kutipan dibawah ini merupakan contoh dari wacana nonfiksi (berupa artikel).
Gelombang Tsunami terjadi karena daya dorong dan letupan yang sangat kuat dari dasar laut, yang dipicu oleh gempa tektonik. Letupan gempa itu kemudian menghasilkan badai dan gelombang pasang yang dasyat. Berdasarkancatatan, bencana Tsunami di Amerika beberapa tahun silam, pernah mencapai ketinggian hampir 27 meter. Gerakan air pasang menyebar ke segala penjuru arah, termasuk menuju daratan (pulau terdekat). Ketika gelombang pasang mendekati pantai, ketinggian dan daya dorongnya semakin meningkat karena air laut semakin dangkal di wilayah pantai. Itulah sebabnya, ketika mencapai daratan, gelombang itu tidak mungkin ditahan lagi. Gempa berkekuatan 8,9 skala Richter yang terjadi di Indonesia itu, dianggap oleh para ahli sebagai gempa dan bencana Tsunami yang paling dahsyat. Banyaknya korban, berupa harta benda dan nyawa yang mencapai ratusan ribu orang itu, antara lain disebabkan oleh : (1) tidak adanya peringatan dini, (2) bangunan dan tempat tinggal tidak dirancan antibencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar